Tuesday, November 20, 2012

WoW..Pesta Schoolies Australia di Bali,Mabuk & Telanjang..

 img

Akhir tahun ajaran, dirayakan anak SMA kelas 12 di Australia, dengan berlibur dan hura-hura. Kelakuan para turis muda ini bikin orangtua mengurut dada. Mereka berpesta, mabuk sampai telanjang di destinasi wisata.

Orang Australia menyebut turis-turis muda ini sebagai 'Schoolies'. Mereka adalah siswa kelas 12 yang akan lulus SMA dan merayakannya dengan berwisata.

Gold Coast, Australia dan Pulau Bali, Indonesia adalah 2 destinasi yang paling banyak didatangi anak-anak muda ini. Namun, karena Gold Coast dinilai terlalu ramai, akhirnya sebagian dari mereka lebih memilih terbang ke Pulau Dewata.

Selain karena pesona pantainya, bar-bar yang menyediakan bir murah, serta jauh dari orang tua juga menjadi alasan mereka datang ke Bali. Diperkirakan ada 6.000 Schoolies berlibur di Bali selama 3 minggu. Namun, yang menjadi masalah adalah kelakuan mereka.

Di berbagai jejaring social media, bertebaranlah gambar-gambar turis belia ini di tempat liburan mereka. Ada yang hampir telanjang sambil joget di bar, sampai mengenggak minuman keras hingga mabuk berat. Bahkan ada juga seorang wanita yang sampai tergeletak tak berdaya saking mabuknya, seperti yang ditulis News Australia, Senin (19/11/2012).

Dalam sebuah foto, terlihat seorang gadis bertelanjang dada sedang berjoget di kamar apartemen. Ada juga foto remaja pria telanjang hanya menutupi kemaluannya dengan tangan, sementara di sekitarnya ada puluhan botol bir kosong.

Parahnya lagi, mereka dengan sadar mengunggah foto-foto liburan mereka ke Facebook dan Instragram. Beberapa dari mereka adalah remaja berumur di bawah 18 tahun. Hal tersebut terlihat dari profil akun Instagram mereka.

Misalnya saja Schoolies yang berlibur ke Bali. Foto liburan yang dipamerkan bukan lagi foto sambil menikmati pemandangan pantai, tapi foto tak senonoh mereka di sebuah klub malam.

Ada seorang remaja pria yang tergeletak di jalanan karena mabuk. Sementara teman-temannya tertawa-tawa di sekelilingnya. Di keterangan fotonya tertulis, "Beginilah kondisi kalau sudah menghabiskan malam di Bali."

Hanya Ada di Timika, Bus Anti Peluru!

 img

Ada pemandangan berbeda di Bandara Mozes Kilangin, Timika. Di sana terdapat angkutan bus yang dilapisi baja. Ini adalah satu-satunya bus anti peluru di Indonesia. Yuk, lihat dari dekat!

Kejutan tak pernah henti diberikan Bumi Cendrawasih kepada tim Dream Destination Papua. Setelah Sungai 'Amazon' Ajikwa, Timika di Kabupaten Mimika, ada lagi angkutan bus anti peluru atau yang dikenal bus Iveco. Bus ini berjejer rapi di luar bandara dengan warna oranye yang khas dan besar.

"Ini adalah bus khusus yang mengangkut karyawan Freeport ke Tembagapura (kawasan pertambangan Freeport-red)," kata pihak dari Bus Operation, Rolly R Matindas kepada detikTravel, Senin (19/11/2012).

Rolly menambahkan, bus ini adalah transportasi cadangan ketika perjalanan ke Tembagapura dengan helikopter dibatalkan. Biasanya karena cuaca yang kurang bagus.

"Kalau memakai helikopter sekitar 15 menit dari Bandara Timika ke Tembagapura. Tapi kalau naik bus ini bisa sampai 3-4 jam," lanjutnya.

Lapisan baja yang berwarna hitam itu, melekat di tiap-tiap dindingnya. Baja yang sangat tebal dan kuat. Sehingga dari dalam bus, penumpang tidak akan bisa melihat pemandangan keluar.

"Setelah banyak penembakan dari mil 40-66, yaitu Zona Charlie, bus ini akhirnya dilengkapi baja untuk melindungi para penumpang," lanjut Rolly.

Bus ini dapat menampung hingga 60 penumpang. Di dalamnya ada AC yang akan memberikan udara dingin. Tak hanya itu, kawalan dari Brimob sepanjang jalan pun menambah rasa aman.

"Pasti dikawal Brimob sama aparat, bus ini memang khusus untuk karyawan Freeport dan gratis," ungkap Rolly.

Tim Dream Destination Papua pun mencoba kendaraan ini. Selama di bis, jalanan yang berliku tajam dan melewati terowongan gelap memberikan pengalaman tersendiri. Deg-degan tapi menantang!

4 dari 10 Pilot Mengaku Tidur Saat Terbangkan Pesawat

Banyak traveler yang cukup takut untuk naik pesawat mengingat kecelakaan yang mungkin terjadi. Pilot yang harusnya menjaga keamanan dan kestabilan pesawat malah ternyata suka tidur saat sedang menerbangkan pesawat.

Berdasarkan survei dari European Cockpit Association (ECA), 4 dari 10 pilot mengaku suka tidur saat sedang bertugas di udara. Sedangkan 3 di antaranya mengaku sempat bangun untuk mengecek apakah co-pilotnya juga ikut tidur, demikian dilansir dari Telegraph, Senin (19/11/2012).

Survei ini dilakukan kepada 6.000 pilot yang berdomisili di Eropa. Mereka mengaku, kelelahan lah yang jadi masalah utama mereka. 79 Persen mengaku, tidur di pesawat adalah masalah yang sering dilakukan.

Dari data yang diperoleh dari survei, 70-80 pilot tidak akan mengaku bahwa mereka tidak siap untuk terbang. Mereka akan mengesampingkan rasa mengantuk atau lelah dan cuek untuk kembali menerbangkan pesawat.

Bagi ECA, hasil survei sama sekali tidak mengejutkan. Menurut mereka, pilot-pilot tersebut sudah berteman baik dengan jam tugas yang panjang, penerbangan malam, dan waktu standby yang lama. Hal-hal inilah yang membuat mereka kerap tertidur saat di pesawat.

Bukan tanpa alasan, survei ini digelar untuk membuat peraturan untuk menghindari kecelakaan yang mungkin disebabkan oleh kelelahan para pilot. Mereka sedang mengajukan proposal kepada European Aviation Safety Agency (EASA) untuk membuat pembatasan jam terbang.

Ini bertujuan untuk menjaga keamanan para penumpang dan mengurangi kemungkinan kecelakaan yang mungkin terjadi.

"Lelah membuat para petugas (pilot dan co-pilot) tidak cepat tanggap mengenai masalah yang mungkin terjadi selama di udara. Kita tak bisa menunggu sampai terjadi kecelakaan baru menetapkan peraturan," kata perwakilan dari ECA, Philip von Schoppenthau.

Proposal peraturan ini sedang dalam proses dan rencananya akan diadopsi dalam hukum Uni Eropa pada pertengahan 2013 mendatang.

AWAS..Banyak Begadang Bisa Picu Nyeri Sendi

Siapapun yang jadi pemimpin negeri ini, memang sebaiknya tidak banyak begadang kalau tidak ada perlunya. Penelitian membuktikan kurang tidur bisa memicu radang sendi. Kasihan kan, kalau sedikit-sedikit mengeluh nyeri sendinya kumat?

Hubungan antara nyeri akibat radang sendi dengan pola tidur sudah sejak lama menjadi perhatian para ahli. Ketika seseorang mengalami radang sendi, rasa nyeri saat kambuh bisa membuat kualitas tidur menurun karena sepanjang malam bisa terbangun kesakitan.

Namun penelitian terbaru membuktikan bahwa hubungan antara keduanya tidak hanya satu arah, melainkan dua arah. Nyeri akibat radang sendi tidak hanya membuat orang susah tidur, tetapi sebaliknya kurang tidur ataupun susah tidur juga bisa memicu terjadinya radang sendi.

Hal itu antara lain ditegaskan oleh Prof Alan Silman, direktur medis dari Arthritis Research UK. Menurutnya, kualitas maupun kuantitas tidur yang buruk bisa memicu berbagai jenis radang sendi seperti osteoarthritis (OA) maupun rheumatoid arthritis (RA).

"Ada korelasi antara kurang tidur dan rasa nyeri dan itu adalah lingkaran setan. Nyeri bikin orang kurang tidur dan sebaliknya kurang tidur bisa memicu nyeri akibat radang sendi," kata Prof Silman seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (20/11/2012).

Salah satu spekulasi yang berkembang mengatakan, tidur adalah waktu terlama dalam hidup manusia saat kadar senyawa-senyawa pemicu radang berada dalam level terendah. Bukan itu saja, bagi yang sudah terlanjur mengalami radang sendi, tidur adalah waktu terbaik bagi sendi untuk memulihkan diri.

Tidur yang baik menurut para ahli setidaknya memiliki fase tidur nyenyak atau deep sleep sebanyak 15 hingga 25 persen. Kalau diambil rata-rata, maka dalam semalam kurang lebih harus ada 1,5 hingga 2 jam waktu tidur yang berada dalam fase deep sleep.